Resepsi Penonton Terhadap Gaya Bahasa Disfemisme Pada Dakwah Gus Iqdam Di Kanal Youtube Gus Iqdam Official

Diki Ardiansah, Diki (2025) Resepsi Penonton Terhadap Gaya Bahasa Disfemisme Pada Dakwah Gus Iqdam Di Kanal Youtube Gus Iqdam Official. Undergraduate Thesis thesis, UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan.

	Text 3420093_Cover_Bab I & Bab V.pdf Download (1MB)
	Text 3420093_FullText.pdf Restricted to Registered users only Download (3MB)
	Text 3420093_LampiranSkripsi.pdf Restricted to Registered users only Download (467kB)

Abstract

Ardiansah, Diki 2025. Resepsi Penonton Terhadap Gaya Bahasa Disfemisme Pada Dakwah Gus Iqdam Di Kanal Youtube Gus Iqdam Official. Skripsi Program Studi Ushuluddin Adan dan Dakwah Universitas Islam Negeri (UIN) K.H Abdurrahman Wahid Pekalongan. Pembimbing Dr. Muhandis Azzuhri, Lc., M.A. Kata Kunci: Resepsi Penonton, Disfemisme, Dakwah Digital, Gus Iqdam, Teori Resepsi Stuart Hall Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana resepsi penonton terhadap gaya bahasa disfemisme yang digunakan oleh Gus Iqdam dalam dakwahnya di kanal YouTube Gus Iqdam Official. Gus Iqdam merupakan dai asal Jawa Timur yang dikenal menggunakan gaya bahasa lugas, keras, dan terkadang kasar, yang secara linguistik dikategorikan sebagai disfemisme. Gaya dakwah ini muncul sebagai bagian dari kearifan lokal budaya komunikasi masyarakat Jawa Timur, dan diterima secara natural oleh jamaah yang hadir secara langsung. Namun, ketika dakwah tersebut dipublikasikan di ruang digital seperti YouTube, audiensnya menjadi lebih luas dan beragam secara latar budaya, sosial, dan keagamaan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis resepsi berdasarkan teori encoding/decoding dari Stuart Hall. Data dikumpulkan melalui wawancara terhadap sebelas informan yang merupakan penonton aktif kanal Gus Iqdam Official, dengan kriteria berasal dari luar wilayah Jawa Timur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa enam informan menempati posisi dominant-hegemonic reading, lima berada pada posisi negotiated reading, dan tidak terdapat informan yang menempati posisi oppositional reading. Temuan ini menunjukkan bahwa gaya bahasa disfemistik Gus Iqdam dapat diterima secara positif oleh audiens digital dari berbagai latar belakang, selama audiens memahami konteks budaya dan tujuan komunikatifnya. Dengan demikian, gaya dakwah berbasis lokal dapat tetap relevan dalam dakwah digital, selama disampaikan secara tepat dan audiens memiliki kapasitas untuk melakukan interpretasi secara kontekstual.

Actions (login required)

View Item