Penafsiran Hukum Akad Salam Dalam Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah (Khes)

Dzukiyatul Khasanah, Defi (2025) Penafsiran Hukum Akad Salam Dalam Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah (Khes). Undergraduate Thesis thesis, UIN. K.H. Abdurahman Wahid Pekalongan.

	Text 1221043_COVER_BAB I DAN BAB V.pdf Download (1MB)
	Text 1221043_FULL TEXT.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB)
	Text 1221043_LAMPIRAN.pdf Restricted to Repository staff only Download (280kB)

Abstract

Dalam akad salam sendiri bahwa metode pembayaran mencakup beberapa aspek. Menurut Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah (KHES) dalam pasal 103 berbunyi “pembayaran barang bai’ salam dapat dilakukan pada waktu dan tempat yang disepakati. Disini dinyatakan bahwa pembayaran dalam jual beli akad salam dilakukan atas kesepakatan para pihak dengan menentukan kapan dan dimana akan melakukan pembayaran. Klausul ini cukup membingungkan karena pada ketentuan umum KHES dinyatakan bahwa salam adalah perjanjian jual beli di mana pembayaran dilakukan di awal, tetapi pengiriman barang akan dilakukan pada waktu yang akan datang. Terlebih lagi klausul ini juga sama persis dengan ketentuan istisna. Selain itu juga menurut fatwa DSN MUI no 5 tahun 2000 tentang salam yang berbunyi “Pembayaran harus dilakukan pada saat kontrak disepakati. Maksud dari bunyi fatwa tersebut adalah pembayaran dilakukan seteah terjadi kontrak atau sesudah ditanda tangani oleh para pihak. Dari pernyatakan tersebut perlu ditafsirkan agar dapat dipadami oleh orang lain. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan bagaimana penafsiran hukum dalam Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah (KHES), dan untuk menganalisis bagaimana akibat hukum yang terjadi dari penafsiran hukum tersebut. Penelitian ini masuk ke dalam kategori penelitian hukum normatif. Penelitian hukum normatif adalah penelitian hukum yang menekankan pada perundang-undangan atau norma hukum yang berlaku di masyarakat dengan cara menganalisis bahan hukum yang berkaitan dengan penelitian. Peneliti menganalisis, mengkaji, dan menggali informasi dengan buku-buku, beberapa dokumen perudang-undangan dan juga bahan-bahan pustaka. Peneltian ini menggunakan pendekatan perundang-undangan atau konseptual, perundang-undangan (statute approach) adalah pendekatan yang dilakukan dengan cara mencermati aturan dan perundangundangan yang berkaitan dengan permasalahan yang akan dikaji. Dalam penelitian perundangundangan ini, peneliti menggunakan KHES, Fatwa DSN MUI, dan kitab Fikih Madzahibul Arbaah.. Penelitian konseptual adalah (conceptual approach) ialah salah satu pendekatan dalam penelitian hukum yang memberikan pandangan tentang analisa penyelesaian masalah hukum, dengan melihat konsep-konsep hukum yang melatarbelakangi permasalahan ini.. Hasil dari penelitian yang ditafsir ke dalam penafsiran bahasa adalah bahwa akad salam diperbolehkan maksudnya adalah bebas sesuai dengan kesepakatan para pihak dan pembayaran bisa dilakukan secara tunai atau pada saat kontrak namun bisa tangguhkan dalam waktu kurang dari 3 hari jika melebihi dari 3 hari maka akad salam itu hukumnya haram. Menurut kitab madzahibul arbaah sendiri adalah bahwa berdasarkan pendapat para ulama mengenai pembayaran harga / modal salam harus diserahkan secara tunai di awal, merujuk pada pasal 103 ialah pembayaran harga salam harus dilakukan di awal akad. Namun pada pasal tersebut yang menyatakan bahwa “pembayaran barang bai’ salam dapat dilakukan pada waktu dan tempat yang disepakati” maksudnya adalah penyerahan barang sesuai dengan kesepkatan bersama Akibat hukum dari penafsiran tersebut adalah bahwa jual beli salam dianggap sah apabila harga dibayar secara tunai di awal akad. Dengan demikian juga terdapat kepastian hukum bahwa akad ini dianggap sah juga apabila harga dibayar secara tunai di awal akad. Kepastian hukum tersebut juga berdampak pada konsistensi dalam penerapan hukum, penyelesaian sengketa, kepatuhan terhadap prinsip syariah, dan implikasi bagi regulasi.

Actions (login required)

View Item