Mlisitke dalam bisnis menurut pandangan pengasuh Pondok Pesantren di Kedungwuni Kabupaten Pekalongan

Mubarok, Rizqi (2020) Mlisitke dalam bisnis menurut pandangan pengasuh Pondok Pesantren di Kedungwuni Kabupaten Pekalongan. Undergraduate Thesis thesis, IAIN Pekalongan.

	Text Cover Bab I dan V.pdf Download (3MB)
	Text Full Text.pdf Restricted to Registered users only Download (5MB)

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh perkembangan zaman, muncul berbagai macam model jual beli, salah satunya adalah jual beli giro. Bilyet giro merupakan alat pembayaran modern yang saat ini banyak digunakan di Indonesia karena kemudahan dan keamanan dalam bertransaksi jual beli dalam jumlah uang yang besar. Dengan Bilyet Giro masyarakat tidak lagi khawatir membawa uang dengan jumlah yang banyak ketika bertransaksi jual beli. Tetapi karena adanya tempo waktu yang telah ditentukan dalam pencairan giro, maka hal ini menjadi beban bagi kebanyakan pengusaha terutama pengusaha menengah keatas yang sering bertransaksi menggunakan giro tidak dengan uang tunai. Pengusaha mengalami kesulitan dalam perputaran ekonomi. Untuk membeli bahan baku, menggaji pekerja, dan memenuhi kebutuhan sehari-hari. Masyarakat di kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan mengambil jalan pintas dengan menjual bilyet giro atau cek sebelum jatuh tempo kepada orang lain dengan harga lebih rendah dari nominal asli giro. Transaksi tersebut sering disebut dengan istilah mlisitke. Fokus penelitiannya adalah 1) Bagaimana mekanisme mlisitke dalam bisnis di Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan? 2) Bagaimana pandangan pengasuh pondok pesantren tentang mlisitke dalam bisnis di Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan? Jenis penelitian yang digunakan apabila ditinjau dari lokasi sumber datanya termasuk kategori penelitian lapangan (field research). Teknik pengumpulan datanya adalah dengan wawancara (interview), dan dokumentasi. Teknik analisis datanya adalah 1) reduksi data 2) penyajian data dan 3) penarikan kesimpulan. Hasil penelitian adalah 1) Mekanisme mlisitke dalam bisnis di kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan dilakukan dengan tiga cara: pertama, mlisitke dilakukan dengan cara mencairkan giro sebelum jatuh tempo kepada perorangan, dengan menggunakan akad jual beli. Kedua, mlisitke dilakukan dengan cara mencairkan giro sebelum jatuh tempo kepada perorangan, dengan menggunakan akad hutang piutang. Ketiga, mlisitke dilakukan dengan cara mencairkan giro sebelum jatuh tempo kepada perorangan, dengan menggunakan akad hutang piutang, akan tetapi giro diberikan hanya untuk kepercayaan pemilik uang (jaminan/Rahn). 2) Pandangan Pengasuh pondok pesantren tentang praktik mlisitke dalam bisnis di Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan. ada dua hukum yang berbeda, yaitu: Pertama, mlisitke dihukumi boleh, apabila dilakukan dengan menggunakan akad bai’ atau jual beli yang sesuai dengan ketentuan syari’at Islam, tidak melanggar syari’at dan dengan tujuan untuk menolong sesama manusia. Kedua, mlisitke dihukumi haram, atau dilarang. Apabila ada unsur penipuan atau gharar. Seperti gironya kosong saat waktu pencairan, dan hal itu disengaja oleh pemilik giro. Kemudian Apabila akad yang digunakan dalam mlisitke adalah hutang piutang. Karena terdapat unsur riba didalamnya. Mlisitke dihukumi haram, atau dilarang. Meskipun dengan menggunakan akad jual beli (al bai’). Dengan alasan giro termasuk alat pembayaran tidak tunai fungsinya sama sepeti uang. sedangkan uang tidak boleh diperjual belikan dengan harga lebih rendah maupun lebih tinggi, boleh ditukar tetapi dengan jumlah yang sama.

Actions (login required)

View Item