Tinjauan Gender dan Hukum Islam Terhadap Seorang Perempuan Sebagai Pemimpin Dalam Keluarga Di PEKKA Kee. Tulis. Kab. Batang

Umam, Khoirul (2015) Tinjauan Gender dan Hukum Islam Terhadap Seorang Perempuan Sebagai Pemimpin Dalam Keluarga Di PEKKA Kee. Tulis. Kab. Batang. Undergraduate Thesis thesis, STAIN Pekalongan.

[img] Text
2011110102 KHOIRUL UMAM BAB I, V DAN LAMP_1.PDF

Download (10MB)
[img] Text
2011110102 KHOIRUL UMAM BAB I - V FULL TEXT_1.PDF
Restricted to Registered users only

Download (30MB)
Official URL: https://perpustakaan.uingusdur.ac.id/

Abstract

Pemimpin dalam keluarga merupakan suatu yang sangat penting, karena yang menjadi sumber panutan dalam keluarga adalah pemimpin/kepala keluarga. Pada umumnya seorang suami/laki-laki yang diangkat sebagai kepala keluarga guna untuk mengurus dan bertanggungjawab atas keluarganya dalam Islam dijelaskan fungsi suami adalah sebagai kepala keluarga dan harus bertanggungjawab atas fungsinya tersebut, dijelaskan juga dalam UU Perkawinan No. 1 Tahun 1974 pasal 31 ayat 3 bahwa "suami adalah kepala keluarga dan istri ibu rumah tangga". Akan tetapi terdapat sebuah organisasi PEKKA (Perempuan Kepala Keluarga) di Kee. Tulis. Kab. Batang Penulis menemukan bahwa di PEKKA tersebut perempuan/istri sebagai pemimpin/kepala keluarga. Tujuan yang hendak dieapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui realita tentang kepemimpinan seorang istri di PEKKA Batang dan menjelaskan pandangan gender dan hukum Islam terhadap realita kepemimpinan seorang istri di PEKKA Kee. Tulis. Kah. Batang. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan pendekatan kualitatif. Sumber data berupa data primer dan sekunder. Teknik pegumpulan data primer menggunakan wawaneara dan observasi, sedangkan data sekunder menggunakan dokumentasi, data-data yang terkait dengan penelitian. Selanjutnya dianalisis dengan menggunakan teknik analisis kualitatif model interaktif. Hasil penelitian ditinjau dari konsepsi gender yakni bahwa kepemimpinan/kepala keluarga tidak harus dipegang oleh seorang suami tetapi istri pun juga dapat berperan sebagai kepala keluarga. Menurut feminisme liberal bahwa "suami adalah kepala keluarga" dalam UU Perkawinan Tahun 1974, hal tersebut tidak harus seorang suami namun seorang istri juga bisa menjadi kepala keluarga. Sedangkan menurut konsep Ekofeminisme bahwa apabila perempuan hanya berdiam diri dalam rumah dengan alasan taat kepada suami, yaitu merupakan diskriminasi terhadap perempuan. Namun sebenamya baik suami maupun istri dapat menjadi pemimpin keluarga, karena kepala keluarga harus mempunyai kriteria sebagai penaggung jawab dan peneari nafkah. Dengan demikian perempuan harusnya berkiprah di ranah publik. Dari segi hukum Islam yang menjadi kepala keluarga tidak harus laki-laki karena yang dimaksud dalam surat an-Nisa ayat 34 yaitu dikatakan pemimpin, disebabkan memberi nafkah dari sebagian hartanya, hal ini menunjukan kepemimpinan bukan didasarkan dari segi biologis (jenis kalamin), namun segi fungsional yaitu kelebihan yang dimiliki dan kewajiban member nafkah dalam keluarga. Oleh karena itu, menurut penulis kepemimpinan dalam keluarga tidak mesti dipegang oleh seorang suami dengan kata lain seorang istri juga dapat menjadi kepala keluarga.

Item Type: Thesis (Undergraduate Thesis)
Supervisor:
ContributionSupervisorNIDN/NIDKEmail
Thesis advisorSya'ron, Sam'aniUNSPECIFIEDUNSPECIFIED
Thesis advisorRahmawati, RitaUNSPECIFIEDUNSPECIFIED
Uncontrolled Keywords: Tinjauan Gender dan Hukum Islam
Subjects: 200 RELIGION (AGAMA) > 2X0 ISLAM UMUM > 2X4.3 Hukum Keluarga, Hukum Perkawinan, Hukum Pernikahan Menurut Islam, Munakahat
300 SOCIAL SCIENCE ( ILMU SOSIAL ) > 340 Law (Ilmu Hukum) > 346.01 Domestic Relations, Family Law, Marriage/Hukum Keluarga, Hukum Pernikahan
Divisions: Fakultas Syariah > Prodi Hukum Keluarga Islam
Depositing User: Ari Sugeng
Date Deposited: 18 Oct 2023 07:58
Last Modified: 18 Oct 2023 07:58
URI: http://etheses.uingusdur.ac.id/id/eprint/3637

Actions (login required)

View Item View Item