Model Komunikasi Dakwah dalam Pembinaan Mental di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan

Fahmi Adib, Mukhamad (2021) Model Komunikasi Dakwah dalam Pembinaan Mental di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan. Diploma thesis, IAIN Pekalongan.

	Text Bab I-V.pdf Download (723kB)
	Text Full Text.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB)

Abstract

Mukhamad Adib Fahmi, 2021. Model Komunikasi Dakwah dalam Pembinaan Mental di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan. Skripsi, Komunikasi dan Penyiaran Islam, Pembimbing: Teddy Dyatmika M.I.Kom Kata Kunci: Komunikasi Dakwah, Pembinaan Mental, Lembaga Pemasyarakatan Pembinaan mental yang dilaksanakan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan juga dilakukan melalui dakwah. Narapidana mendapatkan pembinaan mental melalui dakwah baik di masjid Lembaga Pemasyarakatan maupun di Pondok Pesantren Lembaga Pemasyarakatan yaitu Pondok Pesantren Darul Ulum. Keberhasilan dakwah yang dilaksanakan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan tidak terlepas dari model komunikasi dakwah yang digunakan. Permasalahan penelitian ini yaitu: Bagaimana model komunikasi dakwah dalam pembinaan mental di Lapas Kelas II A Pekalongan? dan Apa faktor pendukung dan penghambat model komunikasi yang dilakukan dalam pembinaan mental di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan? Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan Model komunikasi dakwah dalam pembinaan mental di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan meliputi dakwah bil-qalam yaitu penyampaian pesan dakwah menggunakan media tulisan, diantaranya: buku, majalah, surat kabar, risalah, buletin, brosur, dan lainnya. Dakwah bil-hal kegiatan dakwah yang mengutamakan kemampuan kreativitas perilaku da'i secara luas atau yang dikenal dengan action approach atau perbuatan nyata. Misal menyantuni fakir-miskin, menciptakan lapangan pekerjaan, memberikan keterampilan dan sebagainya. Dakwah bil-lisan yaitu penyampaian informasi atas pesan dakwah melalui lisan. Termasuk dalam bentuk ini adalah kegiatan ceramah, khutbah, tausiyah, pengajian, pendidikan agama (formal), kuliah, diskusi, seminar, nasihat, anjangsana, dan lain sejenisnya. Faktor pendukung model komunikasi yang dilakukan antara lain sebagai berikut: antusiasme Warga Binaan Pemasyarakatan dalam mengikuti kegiatan dakwah, pendakwah yang berkompeten di bidang ilmu agama, adanya Ponpes Darul Ulum Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan, yakni sebagai pusat kegiatan pembinaan mental yang mempunyai kegiatan religious dan keteladanan, keikhlasan dari pendakwah. Faktor penghambat yaitu keterbatasan sarana dan prasarana yakni keterbatasan daya tampung Ponpes Darul Ulum sehingga pembinaan mental diberikan secara bertahap atau bergantian atau tidak semua Warga Binaan Pemasyarakatan dapat mengikuti pembinaan mental secara bersamaan, kondisi lokasi Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan yang kena banjir Rob, dan kesibukan pendakwah. Perlu adanya peningkatan sarana prasarana Pondok Pesantren Darul Ulum seperti penambahan kapasitas atau daya tampung santri agar pembinaan mental melalui dakwah di pondok pesantren dapat diikuti lebih banyak santri. Perlu adanya relokasi Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan ke tempat yang aman dari banjir rob agar pembinaan terhadap Warga Binaan Pemasyarakatan tidak terganggu. Perlu adanya upaya rekrutmen pegawai khusus pendakwah bagi Warga Binaan Pemasyarakatan agar tidak tergntung pada pihak lain. Pesan yang disampaikan hendaknya merupakan pesan yang dapat meningkatkan motivasi Warga Binaan Pemasyarakatan selain pesan religios sebagai pedoman dalam berperilaku. Perlu adanya media penyampaian pesan yang menarik dan dapat membantu penyampaian pesan seperti media elektronik berupa proyektor.

Actions (login required)

View Item