Strategi pondok pesantren Al-Falah Mislahul Muta’alimin Pemalang dalam mengembangkan kemampuan public speaking santri

Maulana, Luqni (2024) Strategi pondok pesantren Al-Falah Mislahul Muta’alimin Pemalang dalam mengembangkan kemampuan public speaking santri. Undergraduate Thesis thesis, UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan.

	Text 3420058-Cover-Bab 1&5.pdf Download (2MB)
	Text 3420058-FULL TEXT.pdf Restricted to Registered users only Download (4MB)

Abstract

Pelajarilah berbicara maka Anda akan menguasai keadaan. Sebuah ungkapan yang tertulis di hieroglif mesir kuno, menunjukkan bahwa betapa pentingnya cara berkomunikasi yang baik dan efektif. Manusia Sebagai makhluk sosial tentu saja manusia sangat lekat dengan komunikasi. Ada dua jenis komunikasi, yaitu komunikasi verbal dan non verbal. Komunikasi verbal adalah bentuk komunikasi dengan lisan, Ada Banyak hal yang bisa dilakukan dengan komunikasi ini, seperti: Iklan, berdagang, hingga berdakwah. Melakukan hal tersebut bukanlah hal yang mudah adanya kemampuan public speaking. Belajar public speaking bisa dilakukan dimana saja, seperti Pondok Pesantren Al-Falah Mislahul Muta’alimin Pemalang yang mengajarkan hal tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana strategi pondok pesantren Al-Falah Mislahul Muta’alimin Pemalang Dalam Mengembangkan kemampuan public speaking santri serta faktor pendukung dan penghambatnya. Metode yang digunakan peneliti ialah dengan pendekatan deskriptif kualitatif, yang menggambarkan bagaimana pondok pesantren Al-Falah Mislahul Muta’alimin Pemalang Dalam Mengembangkan kemampuan public speaking santri. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Adapun analisis data yang digunakan yakni reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan: Pondok Pesantren Al-Falah Mislahul Muta’alimin Pemalang dalam mengembangkan kemampuan public speaking santri dengan menggunakan teori Strategi Dakwah Al-Bayanuni, meliputi: Strategi ‘Athifi, Strategi ‘Aqli, dan Strategi Hissi . Yang tersaji dalam bentuk kegiatan, seperti: khitobah dan Bahtsul Masail. Ada beberapa faktor pendukung, diantaranya: antusiasme santri dalam mengikuti kegiatan tersebut, tema dan petugas yang bergantian, dan sarana prasarana. Terdapat juga beberapa faktor yang menjadi hambatan, seperti: waktu, santri yang tidak mau bertugas, dan kedisiplinan.

Actions (login required)

View Item