Khuzaimah, Matsna (2022) Keadilan Gender dalam hak cerai perspektif al-qurʹan (analisis Mafhum mubadalah faqihuddin abdul kodir). Undergraduate Thesis thesis, UIN K.H ABDURRAHMAN WAHID.
Text
3118055-bab1&5.pdf Download (2MB) |
|
Text
3118055-Fulltext.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) |
|
Text
3118055-Lampiran.pdf Restricted to Repository staff only Download (611kB) |
Abstract
Latar belakang penelitian ini berawal dari masih adanya perlakukan membedakan posisi antara laki-laki dan perempuan, menimbulkan perilaku bias gender di keluarga dan masyarakat. Salah satu perilaku bias gender yang terjadi dalam keluarga adalah memperolehnya hak cerai bagi perempuan. Hak cerai masih menjadi problem karena adanya peningkatan jumlah perceraian di Indonesia yang meningkat. Meningkatnya jumlah perceraian bisa disebabkan karena banyak hal, seperti ekonomi, lingkungan dan adanya ketidakocokan dalam pernikahan. Permasalahan yang sering terjadi diantaranya seperti nusyuz, syiqaq dan talaq. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimana penafsiran ayat-ayat al-Qur’an tentang hak cerai menurut Faqihuddin Abdul Kodir. (2) Bagaimana konsep hak cerai dalam bingkai keadilan gender perspektif mafhum mubadalah Faqihuddin Abdul Kodir. Kemudian penelitian ini bertujuan untuk: (1) Untuk mengetahui penafsiran ayat-ayat al-Qur’an tentang hak cerai menurut Faqihuddin Abdul Kodir. (2) Untuk menganalisa konsep hak cerai dalam bingkai keadilan gender perspektif mafhum mubadalah Faqihuddin Abdul Kodir. Penelitain ini termasuk kedalam jenis penelitian kualitatif berupa library research. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan teori interpretasi hermeneutika Jorge J.E Garcia. Teknik pengumpulan data menggunakan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan interpretasi hermeneutik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Menurut Faqihuddin Abdul Kodir ada 3 ayat yang membahas tentang hak cerai, yaitu QS. an-Nisa ayat 128- 130. Ayat-ayat tersebut berisi tentang berpalingnya suami dari sang istri (QS. an- Nisa: 128, berpoligami (QS. an-Nisa: 129), dan jalan meminta cerai (QS. an-Nisa: 130). (2) Dari fungsi interpretasi Hermeneutikasi Jeorge G Gracia maka ada kesepahaman antar konsep mafhum mubadalah yang diterapkan oleh Faqihuddin Abdul Kodir dalam membahas tentang hak cerai. Apabila dilihat dari segi Historical Function Faqihuddin juga memperhatikan hal tersebut, yaitu dari segi asbabun nuzul ayatnya. Apabila dari segi meaning function, sudah jelas pemaknaan tentang hak cerai Faqihuddin Abdul Kodir jelas mempertimbangkan dari semantik dan simiotiknya. Apabila dari segi implikatif function, tentu penafsiran beliau dengan mafhum mubadalah aan memberikan banyak manfaat bagi masyarakat di zaman sekarang.
Item Type: | Thesis (Undergraduate Thesis) | ||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Supervisor: |
|
||||||||
Uncontrolled Keywords: | Keadilan Gender, Hak Cerai, Mafhum Mubadalah | ||||||||
Subjects: | 200 RELIGION (AGAMA) > 2X0 ISLAM UMUM > 2X2.1 Ilmu Hadits | ||||||||
Divisions: | Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah > Prodi Ilmu Al Qur'an dan Tafsir | ||||||||
Depositing User: | Ari Sugeng | ||||||||
Date Deposited: | 15 Oct 2024 04:43 | ||||||||
Last Modified: | 15 Oct 2024 04:43 | ||||||||
URI: | http://etheses.uingusdur.ac.id/id/eprint/10706 |
Actions (login required)
View Item |