Pemenuhan Hak Dan Kewajiban Suami Istri Penyandang Keterbelakangan Mental Perspektif Maqāşid Syarī’ah (Studi Kasus Di Desa Sembung Kecamatan Banyuputih Kabupaten Batang).

Afifatul Asna, Lidia (2024) Pemenuhan Hak Dan Kewajiban Suami Istri Penyandang Keterbelakangan Mental Perspektif Maqāşid Syarī’ah (Studi Kasus Di Desa Sembung Kecamatan Banyuputih Kabupaten Batang). Undergraduate Thesis thesis, UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan.

	Text 1120104_Cover_Bab I dan Bab V.pdf Download (2MB)
	Text 1120104_Full Text.pdf Download (2MB)
	Text LAMPIRAN.pdf Download (1MB)

Abstract

ABSTRAK Lidia Afifatul Asna, 1120104, 2024, Pemenuhan Hak Dan Kewajiban Suami Istri Penyandang Keterbelakangan Mental Perspektif Maqāşid Syarī’ah (Studi Kasus Di Desa Sembung Kecamatan Banyuputih Kabupaten Batang). Skripsi Progam Studi Hukum Keluarga Islam, Fakultas Syariah, Universitas Islam Negeri K.H Abdurrahman Wahid Pekalongan. Pembimbing Luqman Haqiqi Amirulloh, M.H. Terjadinya perkawinan tentu saja tidak lepas dari keterikatan antara hak dan kewajiban suami istri, begitupula perkawinan antara penyandang keterbelakangan mental mereka harus memenuhi kewajibannya sebagai suami dan istri seperti pasangan pada umumnya, namun faktanya pasangan keterbelakangan mental di Desa Sembung Kecamatan Banyuputih Kabupaten Batang kesulitan dalam memenuhi hak dan kewajibannya sebagai suami dan istri. Bedasarkan realitas tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana pemenuhan hak dan kewajiban suami istri penyandang keterbelakangan mental di Desa Sembung Kecamatan Banyuputih Kabupaten Batang? (2) Bagaimana perspektif Maqāşid Syarī’ah terhadap pemenuhan hak dan kewajiban suami istri penyandang keterbelakangan mental di Desa Sembung Kecamatan Banyuputih Kabupaten Batang?. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pemenuhan hak dan kewajiban suami istri penyandang keterbelakangan mental di Desa Sembung Kecamatan Banyuputih Kabupaten Batang serta mendeskripsikan perspektif Maqāşid Syarī’ah terhadap pemenuhan hak dan kewajiban suami istri penyandang keterbelakangan mental di Desa Sembung Kecamatan Banyuputih Kabupaten Batang. Penelitian ini merupakan jenis penelitian lapangan (field reseach) dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Lokasi penelitian ini di Desa Sembung Kecamatan Banyuputih Kabupaten Batang, dengan subjek pasangan suami istri penyandang keterbelakangan mental. Sumber data primer dan data sekunder, untuk pengumpulan data primer menggunakan Teknik observasi, wawancara, sedangkan sekunder dengan teknik dokumentasi. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa penyandang keterbelakangan mental mereka tidak bisa memenuhi beberapa hak kewajiban suami istri, mereka juga tidak bisa memenuhi kewajibannya secara mandiri harus dengan bantuan orang lain. Dalam analisis Maqāşid Syarī’ah penyandang keterbelakangan mental di Desa Sembung Kecamatan Banyuputih Kabupaten Batang dalam pemenuhan hak dan kewajibannya sebagai suami istri ada aspek dari maslahah yang terpenuhi dan ada yang tidak, mereka tidak bisa memenuhi hifż ad-dīn dalam tingkatan dharūriyat dan hâjiyyât dan juga hifż al-aql dalam tingkatan hâjiyyâh, selain itu pemenuhan hak dan kewajian suami istri penyandang keterbelakangan mental memenuhi semua tingkatan hifż al-nafs, hifż al-nasl dan hifż al-māl pada tingkat dharūriyat, hâjiyyât dan tahsiniyyât. Kata Kunci: Hak dan Kewajiban, Keterbelakangan Mental, Maqāşid Syarī’ah. ABSTRACT Lidia Afifatul Asna, Fulfilling the Rights and Obligations of Husband and Wife with Mental Retardation from a Maqāşid Syarī’ah Perspective (Case Study in Sembung Village, Banyuputih District, Batang Regency). Islamic Family Law Study Program Thesis, Faculty of Sharia, K.H Abdurrahman Wahid State Islamic University Pekalongan. Mentor Luqman Haqiqi Amirulloh, M.H. The occurrence of marriage of course cannot be separated from the relationship between the rights and obligations of husband and wife, as well as marriages between people with mental retardation, they must fulfill their obligations as husband and wife like couples in general, but in fact, mentally retarded couples in Sembung Village, Banyuputih District, Batang Regency have difficulty fulfilling their rights. and their obligations as husband and wife. Based on this reality, the problem formulation in this research is (1) How are the rights and obligations of husbands and wives with mental retardation fulfilled in Sembung Village, Banyuputih District, Batang Regency? (2) What is the maqasid sharia perspective on fulfilling the rights and obligations of husbands and wives with mental retardation in Sembung Village, Banyuputih District, Batang Regency? This research aims to describe the fulfillment of the rights and obligations of husbands and wives with mental retardation in Sembung Village, Banyuputih District, Batang Regency and to describe the maqasid sharia perspective on fulfilling the rights and obligations of husbands and wives with mental retardation in Sembung Village, Banyuputih District, Batang Regency. This research is a type of field research using a qualitative approach. The location of this research is Sembung Village, Banyuputih District, Batang Regency, with the subject being a husband and wife couple with mental retardation. Sources of primary data and secondary data, for primary data collection using observation techniques, interviews, while secondary data using documentation techniques. The results of the research show that people with mental retardation cannot fulfill several rights and obligations of husband and wife, they also cannot fulfill their obligations independently, having to do so with the help of other people. In the Maqāşid Syarī'ah analysis of people with mental retardation in Sembung Village, Banyuputih District, Batang Regency, in fulfilling their rights and obligations as husband and wife, there are aspects of maslahah that are fulfilled and some are not, they cannot fulfill hifż ad-dīn at the level of dharūriyat and hâjiyyât and also hifż al-aql at the hajiyyâh level, apart from that, fulfilling the rights and obligations of husband and wife with mental retardation fulfills all levels of hifż al-nafs, hifż al-nasl and hifż al-māl at the dharūriyat, hajiyyât and tahsiniyyât levels. Keywords: Rights and Obligations, Mental Retardation, Maqāşid Syarī’ah.

Actions (login required)

View Item