Penggunaan Mahar Tidak Lazim Dalam Perspektif Maqashid Asy-Syari’ah”.

Mukaromah, Annisatul (2024) Penggunaan Mahar Tidak Lazim Dalam Perspektif Maqashid Asy-Syari’ah”. Undergraduate Thesis thesis, UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan.

[img] Text
1120145_Cover_Bab I dan Bab V.pdf

Download (520kB)
[img] Text
1120145_Full Text.pdf
Restricted to Registered users only

Download (954kB)
[img] Text
17- LAMPIRAN.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (142kB)
Official URL: https://perpustakaan.uingusdur.ac.id/

Abstract

Pada umumnya, masyarakat Indonesia memberikan mahar dalam pernikahan berupa sesuatu yang berharga atau barang yang bermanfaat. Namun, belakangan ini muncul mahar berupa barang yang tidak lazim seperti dua keping piringan hitam, kain kafan, sandal jepit, sepasang ikan cupang, dan linggis. Penyerahan mahar tidak lazim dalam pernikahan dipublikasikan dalam beberapa laman berita di website dan sosial media. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan motivasi seseorang memberikan mahar tidak lazim sebagai mahar dalam perkawinan serta mejelaskan penggunaan mahar tidak lazim dalam perspektif maqashid as-syari’ah. Penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif-empiris dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan teknik dokumentasi. Dan teknik analisis data dalam penelitian ini adalah analisis isi (content analysis). Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: Pertama, faktor yang mempengaruhi pemberian mahar tidak lazim ada 2 faktor, yaitu faktor kebutuhan penghargaan tinggi yaitu mahar ikan cupang dan mahar dua keeping piringan hitam, faktor kebutuhan penghargaan rendah yaitu mahar kain kafan, sandal jepit, dan mahar linggis. Sedangkan faktor selanjutnya yaitu faktor aktualisasi diri secara kemampuan yaitu mahar dua keeping piringan hitam, mahar ikan cupang, dan mahar kain kafan, faktor aktualisasi diri secara keinginan yaitu mahar sandal jepit dan mahar linggis. Kedua, berdasarkan analisis maqashid syari’ah terhadap penggunaan mahar tidak lazim dapat disimpulkan bahwa yang sesuai dengan maqashid asy-syari’ah ad-din yaitu mahar ikan cupang sebagai mahar tambahan. Yang sesuai dengan maqashid asy-syari’ah an-nafs yaitu mahar dua keping piringan hitam kain kafan, dan ikan cupang. Yang sesuai dengan maqashid asy-syari’ah al-‘aql yaitu mahar ikan cupang, yang sesuai dengan maqashid asy-syari’ah an-nasl yaitu mahar ikan cupang, dan yang sesuai dengan maqashid asy-syari’aah al-mal juga mahar ikan cupang. Kata Kunci : Mahar Pernikahan, Mahar Tidak Lazim, Teori Motivasi, Teori Maqashid asy- Syari’ah.   ABSTRACT Annisatul Mukaromah, NIM. 1120145, 2024, “UNUSUAL USE OF DOWRY IN THE PERSPECTIVE OF MAQASHID ASY-SYARI’AH”. Thesis of Islamic Family Law Study Program, Faculty of Sharia, K.H Abdurrahman Wahid State Islamic University of Pekalongan. Advisor Dr. H. Mohamad Hasan Bisyri, M.Ag. In general, Indonesian people give a dowry in marriage in the form of something valuable or useful. However, recently there have been dowries in the form of unusual items such as two black discs, a shroud, flip-flops, a pair of betta fish, and a crowbar. The submission of unusual dowries in marriage is published on several news pages on websites and social media. The purpose of this study is to explain the motivation of someone to give an unusual dowry as a dowry in marriage and to explain the use of unusual dowries from the perspective of maqashid as-syari'ah. This research is a normative-empirical legal research using a qualitative approach. In this study, the data collection technique used is the documentation technique. And the data analysis technique in this study is content analysis. The results of this study can be concluded that: First, there are 2 factors that influence the giving of unusual dowries, namely the high appreciation need factor, namely the betta fish dowry and the two black disc dowry, the low appreciation need factor, namely the shroud dowry, flip-flops, and the crowbar dowry. While the next factor is the self-actualization factor in terms of ability, namely the dowry of two black discs, the dowry of betta fish, and the dowry of shroud, the self-actualization factor in terms of desire, namely the dowry of flip-flops and the dowry of crowbar. Second, based on the analysis of maqashid sharia on the use of unusual dowry, it can be concluded that what is in accordance with maqashid asy-syari'ah ad-din is the dowry of betta fish as an additional dowry. What is in accordance with maqashid asy-syari'ah an-nafs is the dowry of two black discs, shroud, and betta fish. What is in accordance with maqashid asy-syari'ah al-'aql is the dowry of betta fish, what is in accordance with maqashid asy-syari'ah an-nasl is the dowry of betta fish, and what is in accordance with maqashid asy-syari'aah al-mal is also the dowry of betta fish. Keywords: Marriage Dowry, Unusual Dowry, Motivation Theory, Maqashid asy-Shari’ah Theory.

Item Type: Thesis (Undergraduate Thesis)
Supervisor:
ContributionSupervisorNIDN/NIDKEmail
Thesis advisorHasan Bisyri, MohamadUNSPECIFIEDUNSPECIFIED
Uncontrolled Keywords: Mahar Pernikahan, Mahar Tidak Lazim, Teori Motivasi, Teori Maqashid asy- Syari’ah.
Subjects: 200 RELIGION (AGAMA) > 2X0 ISLAM UMUM > 2X4 Fikih, Fiqih, Fiqh, Hukum Islam
300 SOCIAL SCIENCE ( ILMU SOSIAL ) > 340 Law (Ilmu Hukum) > 346.01 Domestic Relations, Family Law, Marriage/Hukum Keluarga, Hukum Pernikahan
Divisions: Fakultas Syariah > Prodi Hukum Keluarga Islam
Depositing User: UIN Gus Dur Fasya
Date Deposited: 11 Nov 2024 07:15
Last Modified: 11 Nov 2024 07:15
URI: http://etheses.uingusdur.ac.id/id/eprint/11554

Actions (login required)

View Item View Item