Peran Suami Dalam Pendampingan Baby Blues Syndrome persfektif Maqāşid asy-Syarī'ah (Studi di Desa Pamutih Kecamatan Ulujami Kabupaten Pemalang)

Herlan, Eka Khairunnisa (2025) Peran Suami Dalam Pendampingan Baby Blues Syndrome persfektif Maqāşid asy-Syarī'ah (Studi di Desa Pamutih Kecamatan Ulujami Kabupaten Pemalang). Undergraduate Thesis thesis, UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan.

	Text 1120078_Cover_Bab I dan Bab.pdf Download (655kB)
	Text 1120078_Full Text.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB)
	Text 18 LAMPIRAN.pdf Restricted to Repository staff only Download (87kB)

Abstract

Perempuan memiliki kodrat untuk mengandung dan melahirkan, namun proses ini sering kali menimbulkan tekanan psikologis yang memicu sindrom baby blues. Gejala seperti kecemasan, kelelahan, dan perubahan emosi pasca persalinan tidak bisa dianggap remeh karena berpotensi berkembang menjadi depresi postpartum. Dukungan dari suami menjadi faktor penting dalam proses pemulihan, baik secara fisik, emosional, maupun spiritual. Penelitian ini dilakukan di Desa Pamutih, Kecamatan Ulujami, Kabupaten Pemalang, dan menemukan bahwa banyak ibu mengalami gejala baby blues meski tidak memahami istilahnya, Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran suami dalam mendampingi istri yang mengalami baby blues syndrome berdasarkan pendekatan Maqāşid asy-Syarī'ah. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan jenis penelitian lapamngan (field research). Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengann metode observasi, wawancara, dan dokumentasi Hasil penelitian menemukan bahwa peran suami dalam pendampingan istri yang mengalami baby blues syndrome di Desa Pamutih Kecamatan Ulujami Kabupaten Pemalang mencerminkan prinsip-prinsip dalam teori psikologi keluarga, yang mencakup dukungan emosional, dukungan instrumental, dukungan informatif, serta dukungan penilaian dan penghargaan. Keempat bentuk dukungan tersebut membentuk fondasi psikologis yang kuat dalam membantu proses adaptasi istri pasca melahirkan dan mencegah gangguan psikologis yang lebih serius, serta memperkuat struktur keluarga yang kohesif dan resilien. Berdasarkan perspektif Maqāşid asy-Syarī'ah, peran suami dalam pendampingan ini termasuk dalam tingkatan maṣlaḥah ḍarūriyāh karena berkaitan langsung dengan perlindungan terhadap jiwa (ḥifẓ an-nafs) dan akal (ḥifẓ al-‘aql) istri. Selain itu ada aspek ḥifẓ al-dīn melalui bimbingan ibadah, ḥifẓ an-nafs melalui pendampingan emosional dan ekonomi, ḥifẓ al-‘aql melalui arahan rasional dan kesabaran, ḥifẓ al-nasl melalui peran aktif suami dalam pengasuhan, serta ḥifẓ al-māl melalui upaya menjaga stabilitas ekonomi keluarga. Maka, peran suami dalam konteks ini tidak hanya penting dalam membangun ketahanan keluarga secara psikologis, tetapi juga memiliki landasan yang kuat dalam syariat Islam melalui Maqāşid asy-Syarī'ah.

Actions (login required)

View Item