Pembatalan Adopsi Anak Karena Anak Mengalami Keterbelakangan Mental (Studi Putusan Pengadilan Agama Selayar Nomor 126/Pdt.G/2019/Pa.Sly)

Umam, Mursyidul (2025) Pembatalan Adopsi Anak Karena Anak Mengalami Keterbelakangan Mental (Studi Putusan Pengadilan Agama Selayar Nomor 126/Pdt.G/2019/Pa.Sly). Undergraduate Thesis thesis, UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan.

	Text 1121130 _Cover_Bab I & Bab V.pdf Download (1MB)
	Text 1121130 _FullText.pdf Restricted to Registered users only Download (3MB)
	Text 1121130_LampiranSkripsidocx.pdf Restricted to Repository staff only Download (2MB)

Abstract

Penelitian ini mengkaji pembatalan pengangkatan anak dari perspektif hukum positif dan hukum Islam, dengan fokus pada Putusan Pengadilan Agama Selayar Nomor 126/Pdt.G/2019/PA.Sly. Kajian ini mencakup analisis penalaran hukum hakim, tinjauan hukum Islam, serta akibat hukum dari pembatalan pengangkatan anak yang mengalami keterbelakangan mental. Penelitian bertujuan untuk memahami bagaimana hukum positif dan hukum Islam menilai serta mengatur pembatalan pengangkatan anak, khususnya dalam kasus anak dengan kebutuhan khusus, sehingga memberikan gambaran yang jelas tentang penerapan norma hukum dan asas keadilan dalam praktik peradilan. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum normatif (legal research) dengan pendekatan yuridis, yang menekankan analisis terhadap norma-norma hukum tertulis melalui kajian pustaka. Penelitian ini memanfaatkan bahan hukum primer seperti peraturan perundang-undangan, Kompilasi Hukum Islam, dan putusan pengadilan sebagai objek penelitian, bahan hukum sekunder berupa literatur, jurnal, dan pendapat ahli hukum, serta bahan hukum tersier sebagai penunjang, misalnya kamus hukum dan ensiklopedia. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui studi kepustakaan (library research), sedangkan analisis data menggunakan interpretasi hukum untuk memahami makna ketentuan hukum dan konstruksi hukum untuk membangun argumentasi logis jika terdapat kekosongan atau ketidakjelasan norma. Pendekatan penelitian meliputi pendekatan perundang-undangan (statute approach), pendekatan kasus (case approach), dan pendekatan konseptual (conceptual approach) guna memperoleh pemahaman yang komprehensif terkait pembatalan pengangkatan anak berdasarkan hukum positif dan hukum Islam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam Putusan Pengadilan Agama Selayar Nomor 126/Pdt.G/2019/PA.Sly, hakim membatalkan pengangkatan anak berkebutuhan khusus dengan penalaran hukum yang menekankan prinsip kepentingan terbaik anak (the best interest of the child). Hakim mempertimbangkan secara menyeluruh kondisi sosial, psikologis, serta kemampuan orang tua kandung dan orang tua angkat, sehingga pengasuhan anak dapat diberikan kepada pihak yang paling layak dan mampu. Secara normatif, keputusan ini merujuk pada UU No. 23 Tahun 2002, PP No. 54 Tahun 2007, dan KHI Pasal 132. Dari perspektif hukum Islam, putusan tersebut sejalan dengan maqasid al-syari‘ah, khususnya prinsip hifz al-nasl (menjaga garis keturunan) dan hifz al-nafs (menjaga keselamatan dan kesejahteraan anak), dengan orientasi pada maslahah dan ‘adl, serta mengacu pada Al-Qur’an Surat Al-Ahzab ayat 4-5. Akibat hukum dari pembatalan ini adalah kembalinya status anak kepada orang tua kandung, terputusnya hubungan hukum perdata dengan orang tua angkat termasuk hak nafkah dan hak waris, menegaskan bahwa pengangkatan anak harus selalu mengutamakan kesejahteraan dan kepentingan anak.

Actions (login required)

View Item