Penafsiran Hakim dalam Mengabulkan Permohonan Dispensasi Nikah Putusan Nomor 574/Pdt.P/2024/PA.Pml

Al Wahidin, Ridwan (2025) Penafsiran Hakim dalam Mengabulkan Permohonan Dispensasi Nikah Putusan Nomor 574/Pdt.P/2024/PA.Pml. Undergraduate Thesis thesis, UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan.

[img] Text
1120041_Cover_Bab I dan Bab V.pdf

Download (1MB)
[img] Text
1120041_Full Text.pdf
Restricted to Registered users only

Download (2MB)
[img] Text
1120041_Lampiran.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (25kB)
Official URL: https://perpustakaan.uingusdur.ac.id/

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh masih maraknya praktik dispensasi nikah yang dikabulkan oleh Pengadilan Agama meskipun tidak terdapat alasan mendesak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019 tentang Perkawinan. Salah satu contohnya terdapat dalam Putusan Pengadilan Agama Pemalang Nomor 574/Pdt.P/2024/PA.Pml, di mana hakim mengabulkan permohonan dispensasi bagi anak perempuan berusia 16 tahun dengan alasan kekhawatiran akan timbulnya pelanggaran terhadap norma agama. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bentuk penafsiran hukum yang digunakan hakim dalam putusan tersebut dan menilai implikasi hukumnya terhadap prinsip perlindungan anak serta konsistensi penerapan hukum perkawinan di Indonesia. Jenis penelitian yang digunakan adalah yuridis normatif dengan pendekatan kasus (case approach), perundang-undangan (statute approach), dan konseptual (conceptual approach). Sumber data penelitian ini meliputi bahan hukum primer berupa peraturan perundang-undangan dan putusan pengadilan, serta bahan hukum sekunder berupa literatur dan penelitian terdahulu yang relevan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hakim dalam perkara Nomor 574/Pdt.P/2024/PA.Pml menggunakan penafsiran sistematis, yaitu dengan mengaitkan ketentuan Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019 dengan prinsip hukum Islam tentang akil baligh. Hakim menilai bahwa batas usia 19 tahun bukanlah ketentuan mutlak, melainkan hasil ijtihad yang dapat dikecualikan apabila terdapat alasan sosial dan moral yang mendesak. Namun demikian, jika menggunakan penafsiran gramatikal, seharusnya hakim menolak permohonan tersebut karena tidak terdapat bukti keadaan sangat mendesak sebagaimana dimaksud dalam undang-undang dan PERMA Nomor 5 Tahun 2019. Oleh karena itu, putusan tersebut berpotensi melemahkan fungsi perlindungan hukum bagi anak dan membuka ruang subjektivitas dalam pemberian dispensasi nikah.

Item Type: Thesis (Undergraduate Thesis)
Supervisor:
ContributionSupervisorNIDN/NIDKEmail
Thesis advisorDiniyanto, Ayon199412242023211022UNSPECIFIED
Uncontrolled Keywords: Penafsiran Hakim, Dispensasi Nikah, Penafsiran Sistematis, Penafsiran Gramatikal, Perlindungan Anak.
Subjects: 200 RELIGION (AGAMA) > 2X0 ISLAM UMUM > 2X4 Fikih, Fiqih, Fiqh, Hukum Islam
300 SOCIAL SCIENCE ( ILMU SOSIAL ) > 340 Law (Ilmu Hukum) > 346.01 Domestic Relations, Family Law, Marriage/Hukum Keluarga, Hukum Pernikahan
Divisions: Fakultas Syariah > Prodi Hukum Keluarga Islam
Depositing User: UIN Gus Dur Fasya
Date Deposited: 04 Nov 2025 06:36
Last Modified: 04 Nov 2025 06:36
URI: http://etheses.uingusdur.ac.id/id/eprint/15944

Actions (login required)

View Item View Item