Program Studi Hukum Keluarga Islam, Fakultas Syariah, Universitas Islam Negeri (UIN) K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan

Naja, M. Arjun (2025) Program Studi Hukum Keluarga Islam, Fakultas Syariah, Universitas Islam Negeri (UIN) K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan. Undergraduate Thesis thesis, UIN K.H Abdurrahman Wahid Pekalongan.

	Text 1121144__Cover_Bab I & Bab V.pdf Download (1MB)
	Text 1121144__FullText.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB)
	Text 1121144_LampiranSkripsidocx.pdf Restricted to Repository staff only Download (1MB)

Abstract

Anak merupakan karunia Tuhan yang memiliki hak untuk tumbuh dan berkembang secara optimal. Kewajiban memenuhi hak-hak anak tidak hanya menjadi tanggung jawab orang tua kandung, tetapi juga orang tua tiri sebagaimana diatur dalam Pasal 1 Undang-Undang Perlindungan Anak. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh masih rendahnya perhatian terhadap pemenuhan hak-hak anak tiri dalam lingkungan keluarga, terutama dalam aspek kasih sayang, pendidikan, dan kesejahteraan. Dalam praktiknya, sebagian orang tua tiri masih mengabaikan kewajibannya, baik karena kurangnya pemahaman hukum maupun pengaruh budaya dan persepsi sosial terhadap posisi anak tiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesadaran hukum orang tua tiri dalam memenuhi hak-hak anak tiri serta menganalisis implikasi yuridis yang timbul dari pelaksanaannya. Pendekatan yang digunakan adalah kualitatif dengan metode yuridis-empiris. Data dikumpulkan melalui kuesioner dan observasi terhadap sejumlah orang tua tiri di Desa Kertijayan, Kecamatan Buaran, Kabupaten Pekalongan. Data primer diperoleh langsung dari responden, sedangkan data sekunder bersumber dari literatur, peraturan perundang-undangan, dan dokumen terkait. Analisis data dilakukan melalui tahapan reduksi, penyajian, dan penarikan kesimpulan untuk menggambarkan kondisi faktual kesadaran hukum masyarakat terhadap pemenuhan hak anak tiri berdasarkan indikator pengetahuan, pemahaman, sikap, dan perilaku hukum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesadaran hukum orang tua tiri di Desa Kertijayan terbentuk bukan semata-mata karena pengetahuan terhadap hukum tertulis, melainkan karena internalisasi nilai-nilai agama dan budaya yang telah mengakar kuat dalam kehidupan masyarakat. Meskipun sebagian responden tidak memahami secara formal isi peraturan tentang hak-hak anak tiri, mereka tetap menunjukkan kepedulian dan tanggung jawab moral dalam pemenuhan kebutuhan anak. Nilai keagamaan seperti kasih sayang, keadilan, dan amanah menjadi landasan utama dalam bersikap dan bertindak. Kesadaran hukum substantif ini kemudian menjadi penggerak dalam mewujudkan perlindungan anak secara sosial maupun emosional. Di sisi lain, implikasi yuridis dari temuan ini memperlihatkan perlunya sinergi antara hukum positif dan hukum Islam dalam mengakomodasi hak-hak anak tiri. Ketentuan tentang pengasuhan, pencatatan administratif, serta pemberian hak melalui hibah atau wasiat dapat menjadi solusi untuk menutupi keterbatasan hukum nasab dan waris. Dengan demikian, penelitian ini menegaskan bahwa kesadaran hukum berbasis nilai religius dan budaya memiliki peran strategis dalam mendorong keadilan serta perlindungan anak di lingkungan keluarga non-nasab, sekaligus menjadi pijakan penting bagi pembentukan kebijakan sosial dan hukum yang lebih responsif terhadap realitas masyarakat.

Actions (login required)

View Item