Status Mahram Anak Di Luar Nikah Dalam Hukum Keluarga Islam Menurut Imam An-Nawawi Dan Ibnu Qoyyim Al-Jauzziyah

Ikhzana, Ikhzana (2025) Status Mahram Anak Di Luar Nikah Dalam Hukum Keluarga Islam Menurut Imam An-Nawawi Dan Ibnu Qoyyim Al-Jauzziyah. Undergraduate Thesis thesis, UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan.

[img] Text
1121094_Cover Bab I dan Bab v.pdf

Download (3MB)
[img] Text
1121094_Full text.pdf
Restricted to Registered users only

Download (3MB)
[img] Text
1121094_Lampiran.pdf

Download (1MB)
Official URL: http://perpustakaan.uingusdur.ac.id/

Abstract

Status mahram merupakan sesuatu yang sangat penting untuk diakui keberadaanya antara anak luar nikah dengan ayah biologisnya. Menurut imam an-nawawi, anak luar nikah tidak mempunyai ikatan kemahraman dengan ayah biologisnya. Sedangkan ibnu qoyim al-jauziyah berpendapat bahwa anak luar nikah bisa memiliki hubungan mahram dengan ayah biologisnya. Dengan adanya perbedaan tersebut maka tujuan dari peneitian ini yaitu untuk mengkaji pandangan dan implikasi terhadap pandangan kedua ulama tersebut. Penelitian ini menggunakan metode penelitian hukum normatif dengan pendekatan kualitatif dan komparatif. Bahan hukum primer berasal dari karya utama kedua ulama, yaitu Al-Majmu’ Syarah al-Muhadzdzab karya Imam an- Nawawi dan Zad al-Ma'ad fi Hadyi Khayr al-'Ibad karya Ibnu al-Qayyim al- Jauziyyah, didukung oleh bahan hukum sekunder seperti peraturan perundang- undangan, buku, dan jurnal ilmiah. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa perbedaan mendasar antara pandangan Imam an-Nawawi dan Ibnu al-Qayyim. Imam an-Nawawi, berdasarkan hadis al-walad lil-firāsy, secara tegas menolak hubungan nasab maupun mahram antara anak di luar nikah dengan ayah biologisnya. Sebaliknya, Ibnu al-Qayyim lebih fleksibel, dengan menyatakan bahwa pengakuan dari ayah dapat menciptakan status mahram (larangan menikah), meskipun tidak menimbulkan hak waris atau nafkah. Implikasi dari kedua ulama berdampak pada pernikahan, yang mana bisa saja anak zina dengan ayah biologisnya menikah dikarenakan tidak adanya hubungan mahram. Sedangkan implikasi dari pandangan ibnu qoyim yaitu dapat terhindarnya dari pernikahan sedarah karena adanya pengakuan hubungan mahram. Kata Kunci: Status Mahram, Anak di Luar Nikah, Imam An-Nawawi, Ibnu al- Qayyim al-Jauziyyah, Perbandingan Hukum.

Item Type: Thesis (Undergraduate Thesis)
Supervisor:
ContributionSupervisorNIDN/NIDKEmail
Thesis advisorIkhzana, IkhzanaUNSPECIFIEDUNSPECIFIED
Uncontrolled Keywords: Status Mahram, Anak di Luar Nikah, Imam An-Nawawi, Ibnu al- Qayyim al-Jauziyyah, Perbandingan Hukum.
Subjects: 200 RELIGION (AGAMA) > 2X0 ISLAM UMUM > 2X4 Fikih, Fiqih, Fiqh, Hukum Islam
300 SOCIAL SCIENCE ( ILMU SOSIAL ) > 340 Law (Ilmu Hukum) > 346.01 Domestic Relations, Family Law, Marriage/Hukum Keluarga, Hukum Pernikahan
Divisions: Fakultas Syariah > Prodi Hukum Keluarga Islam
Depositing User: UIN Gus Dur Fasya
Date Deposited: 12 Nov 2025 08:14
Last Modified: 12 Nov 2025 08:14
URI: http://etheses.uingusdur.ac.id/id/eprint/16210

Actions (login required)

View Item View Item