Mohamad, Isrok (2018) Pandangan ulama Kabupaten Pekalongan terhadap iwadh dalam rangkaian sighat taklik talak. Undergraduate Thesis thesis, IAIN Pekalongan.
Text
Cover, Bab I - V.pdf Download (2MB) |
|
Text
Full Text.pdf Restricted to Registered users only Download (4MB) |
Abstract
Pemegang hak cerai berdasarkan hukum Islam adalah suami. Karena suami adalah pihak yang mengeluarkan mahar, nafakah dan segala tanggungjawab kebutuhan keluarga. Namun demikian Islam tetap memberikan ruang hukum bagi istri untuk menggugat cerai suami dengan alasan yang dibenarkan menurut syar’i. Hanya saja teknis perceraian yang berdasarkan gugatan istri haruslah ada syarat iwadl/ tebusan yang dikeluarkan oleh istri yang kemudian diberikan kepada suami. Rumusan masalah pada penelitian ini yaitu bagaimana konsep ‘iwadl dalam sudut pandang hukum Islam? Bagaimana pandangan ulama’ Kabupaten Pekalongan terhadap ‘iwadl dalam rangkaian sighat taklik talak? Jenis penelitia ini adalah penelitian lapangan (field reseach) yakni penelitian yang langsung berhubungan dengan obyek yang diteliti dengan metode pengamatan objek dan wawancara. Teknik analisis data yang akan digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah“analisa kualitatif” yaitu suatu cara penelitian yang menggunakan dan menghasilkan data secara deskriptif analisis. Dengan subyek penelitian adalah pandangan ulama Kabupaten Pekalongan dan obyek penelitian adalah ‘iwadl dalam rangkaian taklik talak. Metode pengumpulan data; observasi, wawancara, dokumentasi. Kredibilitas informasi mengunakan metode triangulasi, yaitu triangulasi metode dan triangulasi sumber data. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Pada dasarnya ‘iwadl berarti sebagai ganti. Menurut hukum Islam ‘iwadl dalam perceraian adalah harta yang diberikan oleh istri kepada suami untuk mengganti hak talak yang menjadi kewenangan suami. Keberadaan ‘iwadl merupakan syarat diterimanya konsekuensi hukum dari taklik talak. Pandangan ulama Kabupaten Pekalongan di atas, dapat penulis simpulkan bahwa ‘iwadl yang disebutkan saat membaca sighat taklik talak merupakan perjanjian suami kepada istrinya sebagai syarat manakala ia mengajukan gugat cerai akan dipermudah oleh pengadilan. Untuk nilai ‘iwadl itu sendiri secara hukum tidak bertentangan dengan hukum syar’i, sebab itu merupakan kewenangan pemerintah untuk menentukan nominal jumlahnya. Namun demikian, jika melihat kondisi sekarang ini, nominal ‘iwadl sebesar Rp. 10.000,- perlu dikaji atau direvisi mengingat kondisi zaman sudah berbeda dari 20 tahun kebelakang.
Item Type: | Thesis (Undergraduate Thesis) | ||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Supervisor: |
|
||||||||
Uncontrolled Keywords: | ‘Iwadl, Pandangan Ulama | ||||||||
Subjects: | 200 RELIGION (AGAMA) > 2X0 ISLAM UMUM > 2X4.3 Hukum Keluarga, Hukum Perkawinan, Hukum Pernikahan Menurut Islam, Munakahat 300 SOCIAL SCIENCE ( ILMU SOSIAL ) > 340 Law (Ilmu Hukum) > 346.01 Domestic Relations, Family Law, Marriage/Hukum Keluarga, Hukum Pernikahan |
||||||||
Divisions: | Fakultas Syariah > Prodi Hukum Keluarga Islam | ||||||||
Depositing User: | Ida Royani | ||||||||
Date Deposited: | 03 Jun 2020 04:29 | ||||||||
Last Modified: | 03 Jun 2020 04:29 | ||||||||
URI: | http://etheses.uingusdur.ac.id/id/eprint/610 |
Actions (login required)
View Item |