Konsep Kafa’ah dalam Pernikahan Menurut Generasi Milenial Keturunan Arab Di Klego Kota Pekalongan

Utami Tri, Ahwa (2021) Konsep Kafa’ah dalam Pernikahan Menurut Generasi Milenial Keturunan Arab Di Klego Kota Pekalongan. Diploma thesis, IAIN Pekalongan.

	Text 1117041-Bab1&5.pdf Download (6MB)
	Text 1117041-Fulltext.pdf Restricted to Registered users only Download (7MB)

Abstract

Ahwa, Tri Utami. 2021. Konsep Kafa’ah dalam Pernikahan Menurut Generasi Milenial Keturunan Arab Di Klego Kota Pekalongan. Skripsi. Dosen Pembimbing Dr.Sam’ani, M.A., Pernikahan dengan memperhatikan kafa’ah terutama pada garis keturunan Arab masih dilakukan dengan tujuan untuk mempertahankan garis keturunan sudah lazim terjadi pada masyarakat Kampung Arab Klego Kota Pekalongan. Budaya ini sudah diwariskan secara turun temurun, namun pada kenyataannya di masa kini banyak keturunan Arab milenial yang menikah tanpa memperhatikan konsep kafaah garis keturunan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana konsep kafaah menurut kaum milenial keturunan Arab yang tinggal di kampung arab klego Pekalongan serta mengetahui pergeseran konsep kafaah pada generasi arab milenial. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian ini menggunakan sumber data primer yang diperoleh melalui wawancara dengan generasi milenial keturunan Arab di kampung arab klego. Data sekunder diperoleh dari buku-buku, jurnal, penelitian terdahulu yang terkait dengan tema dan dipilih dengan teknik dokumentasi. Sedangkan data dianalisis dengan teknik analisis kualitatif. Hasil penelitian ini adalah bahwa generasi milenial dengan terdahulu membuat tingkah laku, pola pikir mereka berbeda bahwa pengambilan keputusan menikah dengan non Arab di zaman milenial sekarang merupakan pemahaman yang mereka ketahui tentang kafa’ah serta keputusan sendiri dan tanpa paksaan dari pihak manapun, konsep kafa’ah yang menjadi tradisi di kalangan masyaraaakat Arab kini mulai melunak yakni sering kita temukan Arab menikah dengan non Arab. Hal ini ditimbulkan karena sebuah konstruk sosial yang menjadi kebiasaan di masyarakat. Jika Interaksi sosial orang Arab dengan non Arab tinggi maka potensi menikah dengan non Arab juga semakin besar, melahirkan toleransi antar kedua budaya yang berbeda

Actions (login required)

View Item